Umroh adalah salah satu ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam, meskipun tidak termasuk dalam rukun Islam seperti haji. Umroh sering disebut sebagai haji kecil, namun memiliki keutamaan yang besar di sisi Allah SWT. Ibadah ini bisa dilakukan kapan saja sepanjang tahun, berbeda dengan haji yang hanya dilakukan pada bulan Dzulhijjah.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
“Dan sempurnakanlah haji dan umrah karena Allah.”
(QS. Al-Baqarah: 196)
Rasulullah SAW juga bersabda:
“Antara umrah yang satu dengan umrah yang lain menghapus dosa di antara keduanya, dan haji yang mabrur tidak ada balasannya selain surga.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Artikel ini akan membahas secara lengkap tentang persiapan, tata cara pelaksanaan, hingga adab-adab yang perlu dijaga selama berada di Tanah Suci agar ibadah umroh berjalan dengan lancar dan diterima oleh Allah SWT.
1. Persiapan Umroh
a. Persiapan Fisik dan Mental
Melaksanakan umroh membutuhkan kesiapan fisik dan mental yang baik. Karena aktivitas seperti tawaf dan sa’i memerlukan tenaga yang cukup, disarankan untuk mulai berolahraga ringan beberapa minggu sebelum keberangkatan, seperti berjalan kaki atau jogging. Selain itu, cek kesehatan ke dokter untuk memastikan kondisi tubuh fit.
Dari segi mental, niat harus dipersiapkan dengan tulus. Ibadah umroh harus dilakukan semata-mata karena Allah SWT. Ingatlah sabda Rasulullah SAW:
“Sesungguhnya segala amal tergantung pada niatnya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Memperbanyak doa, dzikir, dan membaca buku-buku tentang umroh juga dapat membantu mempersiapkan hati agar lebih khusyuk selama menjalankan ibadah.
b. Dokumen yang Diperlukan
Beberapa dokumen penting yang harus dipersiapkan sebelum berangkat umroh antara lain:
- Paspor yang masih berlaku minimal 6 bulan.
- Visa umroh yang biasanya diurus oleh biro perjalanan.
- Tiket pesawat pulang-pergi.
- Buku vaksinasi (terutama vaksin meningitis).
- Identitas pribadi seperti KTP dan fotokopinya.
- Kartu kesehatan jika memiliki kondisi medis tertentu.
Pastikan semua dokumen disimpan di tempat yang aman dan mudah diakses saat diperlukan.
2. Tata Cara Pelaksanaan Umroh
a. Ihram dan Niat
Ihram adalah keadaan suci yang ditandai dengan memakai pakaian khusus (bagi pria dua lembar kain putih tanpa jahitan, dan bagi wanita pakaian yang menutup aurat sesuai syariat). Ihram dimulai dari miqat, yaitu tempat tertentu yang telah ditetapkan sebagai batas memulai niat umroh.
Bacaan niat umroh adalah:
“Labbaik Allahumma ‘umrah.”
(Ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu untuk melaksanakan umroh)
b. Tawaf di Ka’bah
Tawaf dilakukan dengan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali putaran, dimulai dari Hajar Aswad dan berakhir di titik yang sama. Setiap putaran dilakukan dengan berjalan searah jarum jam, dan disunnahkan untuk membaca doa atau dzikir.
Allah SWT berfirman:
“Kemudian hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang ada pada badan mereka dan hendaklah mereka menyempurnakan nadzar-nadzar mereka dan melakukan tawaf sekeliling rumah yang tua itu (Ka’bah).”
(QS. Al-Hajj: 29)
c. Sa’i antara Shafa dan Marwah
Setelah tawaf, jemaah melanjutkan dengan sa’i, yaitu berjalan bolak-balik sebanyak tujuh kali antara bukit Shafa dan Marwah. Ini merupakan bentuk penghormatan terhadap perjuangan Siti Hajar dalam mencari air untuk putranya, Nabi Ismail AS.
Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah sebagian dari syi’ar Allah.”
(QS. Al-Baqarah: 158)
d. Tahallul
Tahallul adalah memotong sebagian rambut sebagai tanda keluar dari keadaan ihram. Bagi pria disunnahkan mencukur habis rambut, sedangkan wanita cukup memotong sebagian kecil rambutnya.
e. Tertib
Semua rukun umroh harus dilakukan secara berurutan, tidak boleh ada yang terlewat.
3. Adab-Adab di Tanah Suci
Selama berada di Tanah Suci, jemaah diharapkan menjaga adab dan sopan santun. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan:
- Menjaga lisan: Hindari berkata kasar, berdebat, atau berbicara sia-sia.
- Kesabaran: Menghadapi keramaian dengan sabar, karena umroh sering kali dilakukan bersama ribuan jemaah lainnya.
- Kebersihan: Menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar, karena kebersihan adalah bagian dari iman.
- Menghormati sesama jemaah: Memberikan jalan kepada orang tua, membantu jemaah lain yang membutuhkan.
Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa yang berhaji lalu tidak berkata kotor dan tidak berbuat fasik, maka ia akan kembali seperti pada hari ia dilahirkan oleh ibunya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Penutup
Umroh bukan sekadar perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan spiritual untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan persiapan yang matang, baik fisik, mental, maupun administrasi, ibadah umroh dapat dilaksanakan dengan lancar dan penuh kekhusyukan. Semoga setiap langkah yang diambil menuju Tanah Suci diberkahi dan diterima sebagai amal shalih.
“Ya Allah, permudahlah perjalanan kami, terimalah ibadah kami, dan jadikanlah umroh kami sebagai umroh yang mabrur.”